Breaking

Wednesday, February 26, 2020

Ini Data Ternak Program P2DK Tahun 2019

P-Dinas PMD Respon Surat Disnakan

MWawasan,Sarolangun -(JAMBI) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sarolangun merespon permintaan data ternak dari program Percepatan Pembangunan Desa dan Kelurahan (P2DK) tahun 2019 yang lalu, yang disampaikan oleh Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Sarolangun.

Kepala Dinas PMD Muliyadi, melalui Kabid UEM-TTG Muhammad Adhim, Selasa (25/02) kemarin saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sudah memberikan data ternak P2DK tahun 2019 tersebut.

"Permintaan data ternak sumber dana P2DK tahun 2019 dari Dinas Perikanan dan peternakan sudah kita balas. Datanya kita berikan Perkecamatan," katanya.


Ia menjelaskan data ternak P2DK tahun 2019 yang lalu tersebut, diantaranya Kecamatan Batang Asai terdapat 18 Ekor kerbau terdiri dari 10 ekor jantan dan 8 ekor betina. Di Kecamatan Cermin Nan Gedang jumlah total ada 37 ekor ternak terdiri dari 19 ekor kerbau dan 18 Ekor sapi, yang semuanya dengan jenis kelamin betina.

Di Kecamatan Limun, ada sebanyak 138 ekor ternak, terdiri dari 101 ekor kerbau dan 37 ekor sapi.

"Kecamatan Singkut, kerbau tidak ada, lalu Sapi 165 ekor, terdiri dari pasar singkut jantan semua sebanyak 5 ekor dan selain pasar singkut betina semua," katanya.

Sedangkan di Kecamatan Pelawan, ada sebanyak 105 ekor ternak terdiri dari 39 ekor kerbau dan sapinya sebanyak 66 ekor, yang meliputi diantaranya Desa Pelawan semuanya jantan, Desa Lubuk saya kerbau jantan dan pematang kolom jantan.

Kecamatan Bathin VII ada tiga desa yang melakukan pengadaan ternak melalui program P2DK yakni ternak Sapi semua. dengan 33 ekor betina semua, yakni desa suka jadi, Desa Teluk mancur, dan Desa Pulau Melako.

Kecamatan Sarolangun total 15 ekor sapi, terdiri dari Desa Bernai dalam 1 ekor sapi dan Desa lidung sebanyak 14 ekor sapi.

"Kecamatan Air Hitam berjumlah 110 ekor terdiri dari kerbau 15 ekor dan sapinya 95 ekor. Kecamatan Pauh terdiri 146 ekor sapi diantaranya pangkal bulian 15 ekor sapi jantan, Desa Lubuk Napal juga jantan 11 ekor," katanya.

Sedangkan di Kecamatan mandiangin sebanyak 64 ekor, terdiri dari desa Kertopati ada 4 ekor kerbau, selebihnya Petiduran baru 15 ekor kerbau terdiri dari 5 jantan dan 10 betina, kemudian di jati baru Mudo 15 ekor betina, jati baru betina, gurun Mudo 16 ekor terdiri dari 15 betina dan 1 jantan.

"Ya, kita monitoring dari program P2DK pada tahun 2019, dengan jumlah sebanyak 831 ekor ternak terdiri dari sapi dan kerbau," katanya.

Ia berharap tentunya dengan data ternak dari program P2DK dengan anggaran Rp 200 juta Per desa itu, dapat memberikan informasi terhadap dinas perikanan dan Peternakan, untuk melakukan sosialisasi penyuluhan kesehatan hewan, karena memang pihaknya membutuhkan kerja sama lintas sektoral dalam pengelolaan program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun tersebut.

"Karena kita tidak ada pengetahuan mengenai penyuluhan kesehatan hewan ini, tentu kita harapkan disnakan dapat melakukan pembinaan kepada masyarakat yang ada di desa, khususnya mengenai pengadaan ternak dari program P2DK ini. Salah satunya melakukan penyuluhan kesehatan hewan, sehingga populasi ternak sapi dan kerbau ini berkembang dengan baik,"katanya.

Ia juga berharap kedepan agar para kepala desa dalam mengelola usaha peternakan atau segala jenis usaha yang ada di desa dapat dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sebab dengan adanya Bumdes ini diharapkan dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat sesuai dengan salah satu tujuan dari pada program P2DK ini untuk peningkatan ekonomi masyarakat.

"Karena untuk unit usaha berada dibawah satu naungan dalam hal ini Bumdes, supaya ada kontribusi dan pad desa, mekanismenya diserahkan dengan rapat desa, silahkan berinovasi dan berkreativitas dalam hal pengelolaan Bumdes ini. Semakin dia pinter mengelola Bumdesnya maka komisinya juga akan semakin tinggi, Bumdes itu dibayar dengan komisi berdasarkan ad/art mereka, "katanya.

Sebelumnya, disnakan Kabupaten sarolangun melayangkan surat permintaan data ternak sapi P2DK ini, dalam rangka melakukan pembinaan serta penyuluhan kesehatan ternak melalui bantuan pemerintah tersebut, sehingga kedepan ternak sapi tersebut dapat berkembang dengan baik sehingga jumlah populasi ternakpun meningkat.

"Ini untuk dalam rangka membina ternak yang ada di desa baik ternak yang berasal dari pemerintah ataupun swadaya masyarakat, akan kita layani kesehatannya. Terutama di desa yang jauh, seperti kemarin di desa kasang melintang, ternak P2DK tahun 2018 belum ada yang bunting, karena tidak ada pejantannya, "kata Kadisnakan H Masturo. 

Maka kedepan, ia berharap pemerintah desa yang melakukan pengadaan ternak sapi P2DK ini agar dapat melakukan koordinasi dengan pihak Disnakan, salah satunya dalam hal melakukan pengecekan kesehatan ternak dan usianya berapa.

"Ini kewajiban kami dari disnakan, untuk mensosialisaikan ternak sapi supaya cepat bunting dan sehat sekaligus sosialisasi tentang asuransi ternak yang ada di jasindo karena kalau sudah masuk asuransi dengan catatan dikandangkan, akan untuk masyarakat dan juga pemerintah desa. Kalau mati, akan diganti sebesar Rp 10 juta, "katanya.

" Kita harapkan saat membeli sapi, paling tidak kita dilibatkan, kalau untuk menentukan harga kami tidak berani, tapi kita hanya secara tekhnis ini sehat atau tidak, umurnya berapa, sesuai juknisnya kan minimal 2 tahun. Kami sarankan juga minimal itu 10 betina dan satu jantan, itu setidaknya, kalau tidak, maka jadi susah dan sapi tidak akan berkembang," kata dia menambahkan.


#iksan

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Selasa 29 Agustus 2023"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas