MWawasan, Padang Pariaman (SUMBAR)~ Sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan dan menyukseskan penerapan pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP) di Padang Pariaman, Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui Dinas Kesehatan melakukan kegiatan kaji tiru pelaksanaan Integrasi Layanan Primer ke Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.
Rombongan tim kaji tiru yang dipimpin
langsung oleh Plt. Bupati Rahmang bersama Ibu Ketua GOW Yusneli Erza,
didampingi Kepala Dinas Kesehatan dengan menghadirkan Seluruh Kepala Puskesmas
Se Padang Pariaman itu, disambut langsung oleh Asda. I Setdakab Garut mewakili
Bupati dan Kepala Dinas Kesehatan beserta jajaran Dinas Kesehatan Garut di aula
Dinas kesehatan Garut pada Selasa (29/10/24).
Di kesempatan itu Bupati Rahmang
menyampaikan rasa terimakasih atas sambutan yang begitu hangat yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah Garut, melalui Asisten I dan Jajaran Dinas Kesehatan.
“Kami sampaikan terimakasih atas
penyambutan nya yang begitu hangat dan ramah dalam menerima kehadiran Kami
ditengah kesibukan Bapak dan Ibu”, sebutnya.
Dilanjutkannya Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman memiliki komitmen yang sangat kuat dalam menyukseskan
pelaksanaan ILP dengan sebaik baiknya, dengan diterapkannya ILP ini bagaimana
kita bisa memanjakan masyarakat dalam bidang layanan kesehatan.
Kita ketahui bersama Dinas Kesehatan
Garut dinilai sukses membina dan mendampingi puskesmas untuk menerapkan ILP
ini. Bahkan Kabupaten Garut juga dijadikan sebagai lokasi peluncuran penerapan
ILP Jawa Barat, sehingga kabupaten sudah diganjar dengan Penghargaan Kabupaten
terbaik penerapan ILP kategori wilayah terpencil oleh kementerian Kesehatan RI.
“Oleh karena itu sangatlah tepat rasanya
Kami hadirkan seluruh Kepala Puskesmas se Padang Pariaman ke sini, sebagai
wujud keseriusan Pemerintah Padang Pariaman, karena kita ketahui Puskesmas merupakan
ujung tombak dalam pelaksanaan ILP ini” Sebut Rahmang
Dirinya melanjutkan pelaksanaan kaji
tiru ini dimaksudkan untuk melihat lebih dekat, bagaimana penerapan dan
pelayanan ILP, mendapatkan ilmu, mengumpulkan pendapat pendapat terbaik,
pemikiran dan pengalaman terbaik, sehingga bagaimana kita juga bisa untuk
menerapkan dipadang Pariaman.
Dia menekankan pentingnya kesehatan bagi
kehidupan manusia. Ditegaskannya bahwa untuk mencapai itu diperlukan aksi nyata
agar masyarakat dapat hidup sehat. Diapun berharap kepada para Kepala Puskesmas
dan stakeholder terkait untuk segera setelah selesai Kaji tiru ini untuk
menerapkannya di Puskesmas masing masing.
“Saya berharap usai kaji tiru ini para
Kepala Puskesmas untuk segera menerapkan pelaksanaan ILP ini di masing masing
Puskesmas”, harapnya.
Bupati Garut yang diwakili Asisten Adm.
Pemerintahan, Bambang Hafizd, M.Si dalam sambutannya menyampaikan ucapan
terimakasih dan selamat datang digarut, Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan
dan 420 Desa dan 19 Kelurahan dengan jumlah lebih 2,7 jt orang, memiliki 67
Puskesmas dengan 148 Pustu, dengan banyaknya jumlah penduduk dengan beragam
kompleksitasnya itu katanya, masih banyak juga PR Kita dalam memberikan layanan
kesehatan ke masyarakat.
“Selamat datang dan terimakasih telah
memilih Garut sebagai daerah kunjungan kaji tiru dari kabupaten Padang
Pariaman".
Bambang menceritakan history penerapan
ILP di Garut, Katanya pada 2023, Garut ditunjuk ditunjuk oleh Pemerintah Pusat
melalui Kemenkes RI menjadi Pilot Projek penerapan ILP di Indonesia, tepatnya
Puskesmas Banjar Wangi kecamatan Banjar Wangi. Tentunya telah dilakukan
berbagai upaya untuk melaksanakan beban berat tersebut, dan Alhamdulillah
pelaksanaanya dapat berjalan sesuai dengan Pedoman, dan arahan daru kementerian
kesehatan.
“Tak ayal Kabupaten Garut dipilih oleh
Kementerian Kesehatan sebagai daerah dengan penerapan ILP terbaik dalam
kategori Daerah terpencil, dan sebagai daerah terbanyak dikunjungi dan kaji
tiru”, sebutnya.
Kita lakukan replikasi untuk semua puskesmas,
di Garut, di Pustu dan sampai hari ini kita sudah terapkan ILP ini di seluruh
kecamatan dan 68 Pustu.
“Sederhananya Inilah salah satu upaya
yang kita lakukan untuk memberikan layanan kesehatan terbaik di Garut”,
tutupnya.
Selanjutnya Kepala Dinas Kesehatan Garut
yang diwakili Sekretaris Dinas Yodi Sirajuddin menguraikan selayang pandang
tentang pelaksanaan ILP di Garut dihadapan para peserta rombongan kaji tiru.
Usai pemaparan rombongan diajak langsung
mengunjungi salah satu Puskesmas yang sudah menerapkan ILP yaitu Puskesmas
Cipanas.
Disana pun Rombongan diajak berkeliling
melihat secara langsung penerapan pelayan ILP dengan 5 klaster layanan.
Dilansir dari Infokes.go.id, Penguatan
pelayanan kesehatan primer sangat penting karena fakta yang ada menunjukkan
bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan tahun 2021 masih jauh dari
target yang ditetapkan, beban kesehatan masih tinggi, dan sebagian besar
kematian di Indonesia dapat dicegah. Ini menunjukkan bahwa layanan kesehatan
dasar tidak cukup kuat untuk menangani masalah kesehatan.
Selanjutnya, urgensi tersebut
memunculkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2015 Tahun 2023, mengenai
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer merupakan bagian integral dari
transformasi kesehatan.
Integrasi layanan primer ini merupakan
salah satu dari enam pilar transformasi bidang kesehatan di Indonesia. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2015 Tahun 2023 ILP adalah Sebuah upaya
untuk menata dan mengoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer dengan
fokus pada pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan siklus hidup
bagi perseorangan, keluarga dan masyarakat. ILP dilaksanakan sepanjang proses,
mulai dari janin, lahir, remaja, dewasa, dan tua.
Integrasi layanan primer bertujuan untuk
mendekatkan akses dan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif,
kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif pada setiap fase kehidupan secara
komprehensif dan berkualitas bagi masyarakat.
Dengan menitikberatkan pada: Penguatan
promotif dan preventif melalui pendekatan pada setiap fase kehidupan dengan
tetap menyelenggarakan kuratif, rehabilitatif dan paliatif;
Pendekatan pelayanan kesehatan melalui
sistem jejaring pelayanan kesehatan primer mulai dari tingkat kecamatan,
desa/kelurahan, dusun, rukun warga, rukun tetangga; dan penguatan Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard
situasi kesehatan per desa/kelurahan, serta kunjungan keluarga/kunjungan rumah.
Integrasi Pelayanan kesehatan primer
dilaksanakan di Puskesmas, jejaring dan jaringan pelayanan kesehatan primer.
Sasaran ILP mencakup ibu hamil, persalinan, nifas, bayi dan anak prasekolah,
usia sekolah dan remaja, usia dewasa, dan usia tua.
No comments:
Post a Comment