Breaking

Wednesday, November 29, 2023

Wara Wiri Feskraf Hari Pertama, Denny JA: Orkestra Perkusi Gilang Ramadan Layak Dibawa Keliling Dunia


MWawasan, Jakarta~ Gilang Ramadan menunjukkan kualitasnya sebagai penabuh drum profesional di tanah air di Wara Wiri Faskref, Jumat malam 24 Nov, kemarin.  

Gilang menyuguhkan aneka ritem nusantara dari alat perkusi tradisional. Gilang juga menambahkan ritem modern sehingga  pertunjukkan ini menjadi sangat berbeda. Mengasyikan.

Bukan itu saja. Gilang juga menyisipkan  teknologi audio looping dalam pergelaran  ini. Teknologi looping suara ini tergolong baru di industri musik di dunia, ditemukan seiring dengan perkembangan rekaman digital yang sangat modern.  “Saya baru pertama kali menggunakannya di panggung,” kata Gilang, yang pernah memperdalam alat musik perkusi di LACC (Los Angeles City College), tahun 1981-1984.

Teknologi baru ini membuat pertunjukkan Orkestra Perkusi Wara-Wiri menjadi sangat isitmewa  karena terdiri beberapa lapis suara, campuran ritem tradisional dan  modern. Hal semacam ini belum banyak ditampilkan di Indonesia.

Selain teknologi baru, drummer yang pernah bermain untuk sejumlah band ternama di Indonesia, termasuk  Godbless, juga mengajak 50 anak bermain perkusi, termasuk Suleman, anak dari Menteri Sandiaga Uno.  Sebagian dari mereka adalah anak yang berkebutuhan khusus. Mereka sebagian besar masih duduk di sekolah dasar, yang lainnya sudah duduk di bangku  SMP. Mereka semua memainkan 200 alat musik perkusi  dari nusantara, mulai dari Aceh hingga Papua.  “Saya ingin memperkenalkan alat musik  tradisional kepada anak-anak,” kata musisi yang mengoleksi alat perkusi dari berbagai provinsi Indonesia.  

Orkestra Perkusi ini menjadi pertunjukkan utama pada  rangkaian acara Wara Wiri Feskraf yang berlangsung tiga hari di Taman Mini Indonesia Indah, 24-26 November 2023. 

Karena banyak yang baru dari pertunjukan ini, penampilan Orkestra Perkusi Wara Wiri ini akan dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), terutama dalam jumlah alat  perkusi yang mencapai 200 unit, dan  dimainkan secara terus menerus selama 45 menit oleh Gilang dan anak-anak.  Gilang menyusun komposisi unik untuk pertunjukan ini, dengan menampilkan berbagai lagu daerah. Gilang mengatakan, dia menumpahkan semua kemampuan bermain drum yang telah dikekuni secara profesional lebih dari 20 tahun untuk pertunjukan ini. 

“Saya sangat menikmati pertunjukkan ini. Orkestra ini berbeda dengan yang lain. Saya sudah menonton berbagai pertunjukan musik di berbagai negara, Orkestra Perkusi Gilang Ramadan memberikan warna baru,” kata Denny JA, ketua umum Perkumpulan Penulis Satupena yang menjadi sponsor utama acara Wara Wiri Feskraf ini.

Denny JA yang memang penggemar musik ini menilai, pertunjukan Orkestra Perkusi Gilang  ini mempunyai kelas dunia, sehingga layak untuk dibawa keliling dunia. Apalagi dalam orkestra ini Gilang membawakan lagu-lagu daerah. Ini adalah sesuatu yang unik, dinamis, dan modern walaupun menggunakan alat perkusi tradisional Indonesia.

Hampir 400 penonton yang hadir di Sasono Budoyo, Taman Mini Indonesia Indonesia, Jakarta,  memberikan tepuk tangan gemuruh untuk pertunjukkan yang disajikan Gilang dan anak-anak yang tampil dengan bergembira . Pada umumnya penonton langsung menggerakkan kepalanya mengikuti ketukan drum dan perkusi dari panggung besar tempat Gilang dan anak-anak memainkan alat perkusinya masing-masing.

Anak-anak ini mengelilingi Gilang dengan drum set yang berada di tengah. Mereka memainkan alat pukul masing-masing sehingga memberikan warna baru dalam bunyi perkusi, dan mempertebal pukulan drum Gilang. 

Wara Wiri Feskraf adalah festival menampilkan aneka rasa dan warna budaya Indonesia. Selain musik, juga ada pembahasan literasi dengan berbagai topik, menampilkan tokoh di bidang masing-masing, termasuk Gemala Hatta yang menceritakan dunia literasi ayahnya, Bung Hatta. 

Di selasar luar gedung pertunjukkan, panitia juga menggelar aneka kuliner yang datang dari berbagai wilayah Indonesia. Juga ada kedai yang khusus menjual busana daerah, buku, lukisan dan demo memasak, melukis, dan merandang (memasak rendang).

Acara puncak hari kedua, hari Sabtu adalah bermain KIM, permainan tradisional yang populer di Sumatra Barat. Diperkirakan jumlah peserta pemain KIM mencapai 3.000 orang.

Wara Wiri Feskraf akan berlangsung setiap tahun. Wara Wiri Feskraf adalah singkatan dari Warna Rasa Budaya Wisata Negri Festival Ekonomi Kreatif. Penyelenggara acara berusaha menampilkan rasa, budaya, pariwisata, kuliner, fashion, dan sebagainya dari tanah air.

#*/rel/Buya

No comments:

Post a Comment

Koran Wawasan Edisi 194, Februari 2023

"Prakiraan Cuaca Senin 14 Oktober 2024"


"KEPUASAN ANDA UTAMA KAMI"




BOFET HARAPAN PERI Jl. SAMUDRA No 1 KOMP. PUJASERA PANTAI PADANG
Selamat Datang diSemoga Anda Puas