MWawasan, SULSEL~ Merujuk pada amanat UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri dan Perpres No. 17 Tahun 2011 tentang Kompolnas, dijelaskan bahwa fungsi Kompolnas adalah sebagai Pengawas Fungsional Polri. Mekanisme pengawasan ini diatur dalam Perpres, yaitu dilakukan melalui mekanisme pemantauan dan penilaian kinerja dan integritas anggota dan pejabat Polri. Jadi dalam menjalankan fungsinya, Kompolnas harus melakukan pengawasan terhadap Polri, baik yang berkaitan dengan kinerja ataupun integritas anggota dan pejabat Polri. Termasuk berupaya untuk mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri sesuai amanat UU.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang hal ini, kami menemui Komisioner Kompolnas Dede Farhan Aulawi yang baru minggu lalu melakukan pengawasan pendidikan pembentukan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sulawesi Selatan. Dede mengatakan bahwa maksud dan tujuan kunjungan kerjanya ke Polda Sulsel adalah untuk melakukan klarifikasi 4 saran dan keluhan masyarakat, dan menyampaikan motivasi pendidikan di SPN Polda Sulsel yang dikaitkan dengan 8 standar pendidikan, seperti sertifikasi tenaga pendidik, sarana prasarana, kurikulum, standar mutu lulusan, dan lain – lain. Jika dinilai masih ada kekurangan – kekuarangan, tentu harus diperbaiki secara bersama – sama agar mutu lulusannya sesuai dengan standar mutu lulusan yang ditetapkan. Bukan soal pengetahuan (knowledge) saja, tetapi juga keterampilan (skill) dan perilaku (attitude). Dengan kata lain menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Setelah diterima oleh Wakapolda dan Irwasda Sulsel, Tim Kompolnas langsung melakukan klarifikasi SKM di Polda. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan ke SPN dan langsung diterima oleh Waka SPN dan jajaran pejabat utamanya. Pada kesempatan tersebut, Waka SPN menjelaskan secara rinci terkait 8 standar pendidikan di SPN.
Setelah itu, Ketua Tim Kompolnas RI Dede Farhan Aulawi memberi arahan – arahan terkait tantangan Polri ke depan yang dipengaruhi oleh banyak faktor lingkungan strategis, termasuk perubahan nalar generasi milenial yang semakin cerdas, kritis dan berbasis teknologi mutakhir. Oleh karena itu banyak hal yang perlu disikapi secara cermat, seperti pembaruan kurikulum melalui proses evaluasi yang komprehensif. Termasuk pengakuan jabatan dan tunjangan fungsional Tenaga Pendidik (gadik) yang harus ditingkatkan, agar menambah semangat dan merasa lebih dihargai. Hal ini sangat penting, karena sekaligus bisa berimplikasi terhadap gairah dan motivasi dalam mengajar sehingga hasil transfer knowledge-nya akan semakin optimal. Ujar Dede.
" Mohon jangan lupa, di setiap mata pelajaran agar disisipkan motivasi - motivasi yang membangun agar para siswa lebih bersemangat lagi dalam belajarnya. Sebab faktor motivasi akan sangat berpengaruh pada pencapaian prestasi akademik. Juga berpengaruh pada optimalisasi capaian kinerja saat mereka sudah mulai bekerja di satuannya masing-masing ", saran Dede kepada para tenaga pendidik.
Sehari sebelumnya, Kompolnas juga mengunjungi polres Jeneponto dan polres Bulukumba guna mendapatkan feedback terkait mutu lulusan SPN yang sudah ditempatkan dan bekerja di polres. Umpan balik (feedback) ini dianggap penting untuk mengetahui apa – apa yang dianggap masih kurang, dan untuk mengetahui apa – apa yang harus ditingkatkan. Pada kesempatan tersebut tentu saja terbangun dialog dan diskusi yang interaktif. Juga ada beberapa masukan dan saran – saran perbaikan agar ke depan mutu lulusan SPN ini bisa lebih bagus dan lebih bagus lagi. Parameter yang sering menjadi sorotan Kompolnas adalah hal – hal yang terkait dengan disiplin, rasa tanggung jawab, pengendalian emosi, respek terhadap senior atau atasan, dan lain – lain. Ungkap Dede.
Lalu di akhir setiap kesempatan, sang motivator Kompolnas ini juga tak lupa memberikan petuah dan motivasi – motivasi agar seluruh anggota Polri bisa bekerja lebih semangat lagi, lebih ikhlas lagi, dan harus tahan uji terhadap segala godaan yang bisa merusak marwah dan kehormatan institusi. Dede juga menghimbau agar semua anggota pandai mengelola siklus psikologi sehingga bisa bersikap lebih matang dalam melihat berbagai persoalan kemasyarakatan. Insan Polri harus mampu menjadi tauladan dan pelopor tertib sosial di ruang publik, agar masyarakat bisa mencontoh kinerja dan integritas dalam kehidupan empirik. Tentu bukan hal yang mudah, tetapi selama niat yang kuat masih ada, maka semua akan tercapai meskipun harus bertahap. Selanjutnya Dede juga meyakinkan bahwa kita semua bisa dan harus terus berubah menuju ke arah yang lebih baik, dan lebih baik lagi. Pungkas Dede dengan penuh semangat.
#Realise/Buya
No comments:
Post a Comment