MWawasan.Padang(SUMBAR)- Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR), di Sumatera Barat, pada 30
September 2009, merupakan bencana besar yang tidak akan terlupakan. Berbagai
kenangan yang menyayat hati mengenai peristiwa itu masih berbekas hingga kini.
Gempa
yang meluluh-lantakan ranah minang, itu terjadi pada pukul 17.16 WIB, dilepas
pantai Sumatera, sekitar 50 Km barat laut Kota Padang. Sebanyak 1.128 orang
dinyatakan tewas dalam peristiwa itu.
Gempa
30 September telah 7 tahun berlalu, masyarakat Sumbar, telah bangkit dari
keterpurukan. Berjuta harapan pun kembali dibangun. Kendati syok akibat
peristiwa itu terus membekas dalam ingatan. Kehidupan harus terus berjalan.
Mengenang
kembali peristiwa gempa itu, Pemerintah Kota Padang gelar peringatan Gempa 30
September pada Jumat (30/9/2016). Peringatan Gempa 30 September dipusatkan di
Tugu Gempa di Jalan Gereja samping Museum Adityawarman Padang.
Peringatan
mengenang kembali peristiwa yang meluluh-lantakan bumi ranah minang tersebut
dihadiri oleh Walikota Padang, Wakil Walikota Padang Emzalmi, mantan Walikota
Padang dua periode Fauzi Bahar, Ketua Himpunan Bersatu Teguh Andreas Sofandi,
anggota DPRD, serta sejumlah jajaran kerja di Pemko Padang, tokoh Masyarakat
dan keluarga korban gempa.
Dikesempatan
itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Padang, Maidestal Hari Mahesa
mengatakan, momen ini bukan bertujuan untuk mengungkit kembali kesedihan dari
keluarga korban. Tapi untuk mengingatkan kepada warga Kota Padang untuk selalu
mengenang korban dan keluarga korban, serta kembali peduli bagaimana mengatasi
dan mengurangi risiko bencana.
“Momen
ini bukan bertujuan untuk mengungkit kembali kesedihan dari keluarga korban.
Tapi untuk mengingatkan kepada warga Kota Padang untuk selalu mengenang korban
dan keluarga korban, serta kembali peduli bagaimana mengatasi dan mengurangi
risiko bencana,” kata Mahesa .
Mahesa
harapkan, “Pemerintah harusnya lebih memperhatikan dan bersinergi dengan
organisasi yang ada di Kota Padang dalam menanggulangi dan mengurangi risiko
bencana,” harapnya.
“Sejauh
ini, perhatian dan usaha pemerintah sangat minim merangkul dan bersinergi
dengan organisasi dalam menanggulangi dan mengurangi risiko bencana,” ujar wakil ketua komisi IV
DPRD Kota Padang H Maidestal Hari Mahesa.