MWawasan, Dharmasraya (SUMBAR)~ Kombel Mem-Peng (Komunitasi Belajar Membangun Pengetahuan) UPT SD Negeri 03 Tiumang adalah sebuah wadah bagi para guru untuk terus mengembangkan diri dan berkolaborasi. Lebih dari sekadar perkumpulan biasa, komunitas ini memiliki makna dan tujuan yang mendalam untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah di lingkungan UPT SD Negeri 03 Tiumang. Melalui komunitas, guru-guru diajak untuk secara rutin merefleksikan praktik mengajar mereka. Mereka saling memberikan umpan balik yang konstruktif untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, lalu merancang strategi perbaikan yang lebih efektif sebagai komitmen untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
KomBel Mem-Peng adalah program inovatif yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang adaptif dan terus berkembang untuk meningkatkan profesionalitas guru dan mengembangkan inovasi pembelajaran. Program ini dirancang untuk meningkatkan kompetensi guru. Komunitas belajar menjadi sarana untuk memperkaya wawasan guru melalui pelatihan internal, diskusi berbasis riset dan berbagi pengalaman, membantu guru untuk selalu relevan dengan perkembangan kurikulum dan metode pengajaran modern. Dengan kolaborasi, guru-guru lebih mudah untuk bereksperimen dengan metode baru dan berinovasi. Guru dapat merancang proyek Bersama, membuat bahan ajar yang lebih menarik, dan menguji coba pendekatan yang berbeda untuk mengatasi tantangan belajar tertentu.
Fifi Risanti, S. Ag., M. Pd selaku Kepala Sekolah UPT SD Negeri 03 Tiumang menjelaskan Inovasi ini digagas mulai 12 Januari 2024. Kegiatan ini di latar belakangi oleh berbagai hal sebagai berikut :
1. Perubahan Kurikulum dan Teknologi yang Dinamis
Dunia pendidikan terus berubah, mulai dari perubahan kurikulum yang terjadi secara berkala hingga perkembangan teknologi yang sangat pesat. Guru dituntut untuk selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka. Komunitas belajar menjadi wadah efektif untuk saling berbagi informasi terbaru, melatih penggunaan alat digital baru, dan beradaptasi dengan metode pengajaran yang inovatif. Tanpa komunitas, seorang guru mungkin akan kesulitan untuk mengikuti semua perubahan ini sendirian, yang bisa berdampak pada kualitas pengajaran mereka.
2. Peningkatan Kebutuhan Profesionalisme Guru
Guru masa kini bukan hanya penyampai materi, melainkan juga fasilitator, motivator, dan inovator. Tuntutan ini mengharuskan guru untuk terus meningkatkan profesionalisme mereka. Melalui komunitas belajar, guru dapat berdiskusi tentang tantangan di kelas, merefleksikan praktik mengajar, dan mendapatkan umpan balik konstruktif dari rekan sejawat. Proses ini membantu guru untuk terus tumbuh dan menjadi pendidik yang lebih baik, bukan hanya secara individu tetapi juga sebagai bagian dari tim.
3. Keterbatasan Pelatihan Formal
Pelatihan formal yang diberikan oleh dinas pendidikan atau lembaga lain sering kali terbatas, baik dari segi waktu maupun topik. Ada banyak masalah spesifik yang dialami guru di kelas yang mungkin tidak terakomodasi dalam pelatihan massal. Komunitas belajar mengisi celah ini dengan memberikan ruang bagi guru untuk membahas masalah-masalah kontekstual dan relevan yang mereka hadapi sehari-hari. Misalnya, seorang guru bisa bertanya tentang cara menghadapi siswa yang kurang termotivasi, dan mendapatkan berbagai solusi praktis dari guru lain yang sudah berpengalaman.
4. Mencegah Burnout (Kelelahan Fisik dan Mental yang Menyebabkan Penurunan Motivasi Kinerja)
Profesi guru bisa sangat menantang dan memicu stres. Beban kerja yang tinggi, tuntutan orang tua, dan tantangan di kelas dapat menyebabkan burnout. Komunitas belajar menawarkan sistem dukungan emosional dan profesional. Ketika guru merasa didukung, tidak sendirian dalam menghadapi masalah, dan memiliki tempat untuk berbagi, tingkat stres mereka cenderung menurun. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan semangat kerja dan kepuasan professional.
Secara keseluruhan inovasi KomBel Mem-Peng dilatar belakangi oleh kebutuhan peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas, membekali kemampuan melaksanakan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan perkembangan zaman ditengah keterbatasan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Dengan adanya komunitas belajar yang terprogram dan terjadwal, diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas dan menciptakan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan murid dan perkembangan zaman.
Sasaran dari Inovasi KomBel Mem-Peng adalah seluruh guru dan tenaga kependidikan sebagai penerima manfaat utama, sekolah sebagai pendukung implementasi guna mewujudkan lingkungan belajar yang inovatif dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Pola peningkatan kompetensi guru sebelum ada inovasi
1. Keterbatasan Pengetahuan dan Keterampilan
Sebelum bergabung dengan komunitas belajar, banyak guru yang merasa pengetahuan dan keterampilan profesionalnya terbatas, hanya menguasai materi ajar sesuai kurikulum, namun kurang memiliki pemahaman mendalam tentang metode pembelajaran inovatif, pemanfaatan teknologi, atau strategi asesmen yang lebih efektif. Keterbatasan ini sering kali membuat proses pembelajaran terasa monoton dan kurang menarik bagi siswa.
2. Isolasi Profesional
Para guru sering kali bekerja secara individual di kelasnya masing-masing. Mereka jarang memiliki wadah formal untuk berbagi pengalaman, tantangan, atau keberhasilan dengan rekan sejawat. Akibatnya, mereka merasa terisolasi secara profesional. Ketika menghadapi masalah dalam mengajar, mereka cenderung menyelesaikannya sendiri tanpa mendapatkan masukan atau dukungan dari guru lain.
3. Kurangnya motivasi dan kepercayaan diri
Situasi ini dapat berdampak pada motivasi dan kepercayaan diri guru. Ketika mereka tidak melihat adanya perkembangan yang signifikan dalam cara mengajar mereka, rasa bosan dan ketidakpuasan dapat muncul. Kurangnya apresiasi atau umpan balik dari lingkungan sekitar juga dapat membuat mereka merasa upaya yang dilakukan tidak dihargai, sehingga semangat untuk berinovasi menurun.
4. Proses pembelajaran yang tradisional
Tanpa adanya interaksi dan pengetahuan baru dari komunitas, guru cenderung menerapkan metode pembelajaran yang tradisional dan berpusat pada guru (teacher-centered). Mereka lebih sering menggunakan metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal. Pendekatan ini kurang melibatkan partisipasi aktif siswa, sehingga potensi siswa untuk belajar secara mandiri dan kritis kurang terasah.
5. Ketidaktahuan tentang sumber daya dan inovasi baru
Guru yang terisolasi sering kali tidak tahu tentang sumber daya pendidikan yang tersedia di luar sekolah mereka, seperti platform belajar daring, modul pelatihan, atau media pembelajaran interaktif. Mereka juga kurang mengikuti perkembangan inovasi dalam dunia pendidikan, sehingga sulit untuk menerapkan praktik-praktik terbaik (best practices) yang sedang berkembang di tempat lain.
Dengan kondisi tersebut, terlihat bahwa pentingnya peran komunitas belajar sebagai Solusi untuk mengatasi tantangan tersebut dan membawa perubahan positif pada kompetensi guru.
Inovasi KomBel Mem-Peng hadir untuk mengatasi kekurangan ini dengan melakukan kegiatan peningkatan kompetensi guru secara terjadwal, menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, inklusif, dan relevan dengan perkembangan zaman.
Pola operasional pelayanan dengan inovasi Kombel Mem-Peng menerapkan pola pembelajaran secara langsung dengan tatap muka, saling berbagi praktik baik dan diskusi dalam menyelesaikan masalah terkait dengan pembelajaran. Selain itu jugan dengan mendatangkan narasumber yang kompeten dalam peningkatan kompetensi guru.
Kelebihan dari Inovasi Kombel Mem-Peng dan menghasilkan guru-guru yang lebih kompeten dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Mampu menciptakan berbagai inovasi dalam pembelajaran dalam meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
Hasil dari Inovasi Kombel Mem-Peng sangat beragam dan berdampak positif pada peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan professional guru. Dalam komunitas belajar, guru mampu memunculkan ide-ide baru dan pendekatan kreatif dari rekan-rekan sejawat. Hal ini dapat memicu inovasi dalam merancang materi pembelajaran, menciptakan suasana kelas yang lebih interaktif dan mengatasi tantangan belajar siswa yang berbeda. Melalui komunitas belajar, guru dapat saling berbagi pengalaman, kesulitan, dan mencari solusi bersama. Dukungan dari sesama rekan seprofesi ini sangat penting untuk menjaga motivasi, mengurangi stres, dan meningkatkan rasa memiliki terhadap profesi mereka.
#Afdal
No comments:
Post a Comment